Selasa, 16 November 2010

Wajibkah keatasku??

Assalamualaikum.. ape khabar semua? harap2 sihat wal-afiat abadan-abada. Sebenarnya tajuk ni nampak macam kontrovesi skit, huhu.. bukan ape, sebab musim ni, musim org kawin. esok sahabat ana buat walimah di cairo,lusa pula sahabat ana yg kawin di malaysia, insyaAllah.. semoga kekal ke anak cucu, kita pula bila gamaknye?? huhu.. yg tu tepuk dada tanya hati. =.='

"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang yang engkau redha terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi." - HR Tarmidzi dan Ahmad

Ketika orang menyusahkan apa yg dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yg susah dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya.

Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan Syar'ie dan akhirnya mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya.

Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yg mahu serius.

Lingkaran Ketakutan Berlanjutan.

Bila di usia dua puluh tahunan mereka menunda pernikahan karana takut dengan ekonominya yang belum mencukupi, di usia menjelang tiga puluh hingga tiga puluh lima berubah lagi masalahnya.

Lelaki mengalami Sindrom Kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30).

Mereka (laki-laki) menginginkan "pendamping" dengan kriteria yang sukar dipenuhi dengan hajatnya.

Seperti Hukum Kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yg masuk kategori.

Begitu pula Kriteria Tentang Jodoh, ketika menetapkan kriteria yg terlalu banyak maka akhirnya tidak ada yg sesuai dengan keinginan kita.

Sementara wanita yang sudah berusia sekitar 35 tahun, masalahnya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya? =.=!!

Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum lelaki sudah berbeza lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya.

Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia 40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik.

Lebih-lebih lagi ketika usia beranjak 50 tahun, mungkin ada ketakutan lain yg mencekam.

Iaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil.

Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasihati.

"Bila Iman Tiada Maka Muncul Putus Asa"

Jangan ditunda-tunda, apa yang menghimpit saudara kita sehingga mereka sanggup menitiskan air mata.

Awalnya adalah kerana mereka menunda apa yang harus disegerakan, mempersulit apa yang seharusnya dimudahkan. Padahal Rasulullah s.a.w. berpesan:

Wahai Ali, ada Tiga perkara jangan ditunda-tunda; apabila Solat telah tiba waktunya, Jenazah apabila telah siap penguburannya, dan Perempuan apabila telah datang laki-laki yang sepadan meminangnya." - HR Ahmad

Hadis ini menujukkan agar tidak boleh mempersulit pernikahan baik langsung mahupun tak langsung.

Secara 'lansung' adalah menuntut mahar yg terlalu tinggi. Atau yang sejenis dengan itu. Ada lagi yg 'tidak secara langsung'.

Mereka membuat kebiasaan yang mempersulit, meski nyata-nyata menuntut mahar yang tinggi atau resepsi yang mewah.

Sebahagian orang mengadakan acara peminangan sebagai acara tersendiri yg tidak boleh kalah mewah dari resepsi pernikahan sebahagian lainnya melazimkan acara penyerahan hadiah atau wang belanja untuk biaya pernikahan secara tersendiri.

Bila seseorang tak kuat menahan beban, bila-bila masa melakukan penundaan pernikahan semata-mata hanya kerana masalah ini.

Saya sangat khawatir akan keruhnya niat dan bergesernya tujuan, sehingga pernikahan itu kehilangan barakahnya.

Naudzubillah! Penyebab lain adalah lemahnya keyakinan kita bahwa Allah pasti akan memberi rezeki atau boleh jadi cerminan dari sifat tidak qona'ah (mencukupkan diri dengan yang ada).

''Pilihlah Yang Bertaqwa''

Suatu saat ada yang datang menemui Al Hasan (cucu Rasulullah). Ia ingin bertanya sebaiknya dengan siapa putrinya menikah? Maka Al Hasan r.a berkata:

"Kawinkanlah dia dengan orang yang bertakwa kepada Allah. Ini kerana, jika laki-laki mencintainya, ia memuliakannya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak akan berbuat zalim kepadanya."

Nasihat Al- Hasan menuntun kita untuk menjernihkan fikiran. Jika kita menikah dengan orang yang bertakwa, cinta yang semula tiada meski cuma benihnya, dapat bersemi indah karena komitmen yg memenuhi jiwa.

InsyaAllah, entry akan datang saya akan kongsi (bukan kongsi, tapi kajian ) bagi mereka yg berkahwin di usia muda bagaimana ujian, cabaran, dugaan di alam pembelajaran. mungkin sesetangah pihak berpendapat ia suatu halangan kerana tidak dapat membahagi masa dengan baik, ada juga yg berpendapat sebaliknya. Bagi mereka yg ingin tahu jawapanya..! sila kahwin awal-awal dan bagi pengalaman anda kepada saya, mudah nk kongsi.. =.=' ok, wasalam..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan